Sabtu, 27 Maret 2010

Merpati Tinggi

Para penggemar burung merpati jenis tinggian ini berasal dari beragam profesi, mulai dari pengusaha, karyawan dan buruh maupun yang murni peternak merpati, bahkan ada yang belum punya pekerjaan sama sekali. Aktifitas dilakukan hampir setiap hari mulai jam delapan pagi hingga jam sebelas siang, dilanjutkan jam tiga sore hingga jam setengah enam petang.
Tidak sedikit diantara penggemar burung merpati yang sering mengikuti lomba ketangkasan terbang tinggi di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Bekasi dan Purwokerto.Bayu Dwi Putranto, warga Jalan Anggrek salah seorang penggemar burung merpati kelompok Penggemar Burung Merpati Lapak Katamso (PBMLP) yang kerap mengikuti lomba diluar daerah menuturkan, saat ini di lapangan eks Batalyon sedikitnya terdapat 30 lapak yang hampir setiap hari ramai dikunjungi penonton yang sekedar menonton maupun ingin membeli. Terlebih jelang mendekati adanya lomba biasanya uji coba semakin sering.

Sebagian besar burung merpati yang digunakan oleh penggemar merpati ketinggian itu bukan jenis merpati biasa. Merpati jenis ini memiliki ketangkasan dalam terbang tinggi sehingga burung itu biasanya sudah sangat jinak dan terlatih.

Menurut Bayu, untuk bisa memelihara dan melatih burung merpati dibutuhkan kesabaran. "Disamping rajin melatih dan menguji dengan burung merpati tetangga lapak, untuk mengasah ketajaman harus sering mengikuti lomba," tuturnya. 

Merpati terbang tinggian, lanjut Bayu, diterbangkan dari suatu tempat yang terhalang rintangan sekalipun seperti pohon, rumah dan sebagainya dengan menempuh jarak hingga 5 kilometer. Jadi pasangannya tidak bisa saling melihat. Biasanya yang diterbangkan adalah jantannya, sedang betina pasangannya untuk “kleppek” atau pemancing pejantan saat mendekati lokasi.

"Burung merpati yang sudah biasa menempuh jarak sekitar 5 kilometer masuk kategori bintang. Burung merpati ini harganya sudah diatas Rp 1 juta, itu pun kalau dijual", jelasnya.
Bayu mengaku, burung merpati miliknya yang harganya kisaran Rp 5 juta sering disewa untuk lomba maupun untuk kawin. Harga sewa mencapai Rp 1 juta untuk tiga kali bertelur. Saat ini Bayu memiliki 10 pasang merpati khusus diadu termasuk yang harganya mencapai Rp 5 juta dan 13 pasang merpati bibitan. Telur merpati milik bayu juga tergolong mahal, harga berkisar Rp 150 ribu hingga Rp 250 ribu per butir tergantung keturunan.

Sementara untuk perawatan Bayu memberikan makan berupa jagung, beras merah dan kacang hijau serta air minum yang dicampur dengan neo antiseptic yang berfungsi mencegah penyakit dan kutu. Selain itu juga diberikan suntikan vaksin tiap 3 bulan sekali. Setiap pagi harus dijemur di bawah sinar matahari.
"Jika mau lomba, malamnya harus dimandikan dengan sampo agar bulu-bulunya bersih dan terbangnya bagus," ujar Bayu.
Bayu adalah satu diantara ratusan bahkan ribuan penggemar burung merpati ketinggian di Cilacap yang menyalurkan hobi sekaligus mengais rupiah dari merpati. Peminatnya dari tahun ke tahun terus meningkat.

Sumber:
http://cilacapmedia.com

Selasa, 16 Maret 2010

Membuat Merpati balap cepat giring

Merawat merpati balap adalah sebuah hoby yang sangat menyenangkan. Perlu ketelatenan dan keuletan dan kasih sayang juga tentunya untuk burung merpati kita ini.

Dulu waktu saya kecil, merpati giring itu saya pikir karena obat atau dasar bawaan dari merpati tersebut. Jadi tiap kali ingin merpati balap saya beli yang sudah giring, kemudian saya buat balapan tetapi setelah bertelur hilang lagi giringnya.

Yah... sampai akhirnya saya jadi pelanggan tetap bakul burung merpati di pasar. Setelah besar saya baru tahu bahwa giring pada merpati balap tersebut merupakan siklus alami pada burung merpati.Jadi bagaimana membuat burung merpati menjadi giring yang kuat, dan bagaimana perlakuanya untuk menjadikan merpati balap yang tangguh saya tuliskan dalam buku saya.


Jember pusat merpati balap tangguh dan tercepat

Minggu, 14 Maret 2010

Tips Memilih Merpati Tinggi Dan Mitos-mitosnya


Saya sebagai salah satu penggemar merpati khusus nya tinggian akan mencoba mengurai tentang cara2 memilih merpati tinggi yg mungkin dapat di jadikan sebuah patokan...dan mungkin apabila meleset mohon maaf,karena tips ini didasarkan dari menggerayang burung tersebut,dan di luar kemungkinan geranyangan tersebut meleset....kalau ingin pasti nya harus mencoba dan melihat sendiri kerja merpati tinggi tersebut.

cara memilih :
1. lihat katuranggan burung sebelum memegang karena kalau di lihat sudah gak karu2 an bentuk nya mending jangan karena biasanya burung tersebut tidak seperti harapan.
untuk bulu:
1 harus kering
2.harus tebal
3.ujung bulu di usahakan jangan yg lancip2 agak bulat..karena kalau lancip biasanya tidak terbang tinggi
4.unjung bulu pada sayap di usahakan panjang nya sampai ke ujung ekor,kalau selisih jauh dari ekor biasanya tidak mau tinggi dan cenderung lari.
untuk mata:
1.usahakan yg bening dan bersih
2.jangan cari mata yg melotot keluar dari plupukan mata
3.jangan cari mata yg plupukannya merah membara
4. kalau matanya seperti mlobor/memudar harus di imbangi dengan warna burung yg mblobor pula
5.cari yg hitam2 pada mata merespon sinar nya cepat (besar kecil)
untuk bodi:
1.usahakan untuk merpati tinggi jangan terlalu besar (seperti kapal)
2.rata2 untuk merpati tinggi yg mau turun atas kepala bentuk nya seperti jantung..dada besar rapet burung tidak panjang.
3. untuk pegangan body harus rata sampai kebelakang (penuh)
4.pegangan jangan cari yg empuk ngaret atau empuk seperti kapas.
untuk paruh:
1.cari yg tipis
2.cari yg kering
3. cari yg jangan terlalu panjang
4.cari yg se warna
untuk supit:
1. cari jangan yg terlalu rapat dan terlalu renggang
2. jangan yg putus atau patah

itu pedoman saya untuk merpati tinggian..alangkah kah bagus nya apabila kita bermain merpati mendapat kan merpati jenis rambon tiga (rambon malang),yaitu silangan antara merpati jawa tulen,merpati balap,dan merpati pos..wah kalau pas ngecross nya hebat itu...
tenaga di ambil dari pos
tinggi dan jujur nya di ambil dari merpati jawa
kecepatan di ambil dari merpati balap.


Untuk mitos2 merpati tinggi ada beberapa hal:

1. Merpati warna hitam dengan paruh putih..
- menurut mitos ini merpati tidak bakal bisa jadi....dan dari kakek saya.papah saya,paman saya dan saya sendiri..ini merpati tidak bakal jadi untuk tinggian karena mentak dan sifat nya jelek sekali

2. Merpati Gendong mayit ( ada warna putih di punggung tapi tidak tembus ke ekor atau kepala )
- banyak yg bilang juga tdak jadi...tapi kalau yg ini saya tidak percaya 100% karena saya mencoba beberapa gendong mayit ada yg jadi.

3. Merpati mempunyai ekor panjing (cabang)
- banyak yg bilang merpati jenis ini suka mendapat bandangan (merpati datang sendiri)..saya membuktikan memang iya..apalagi anakan sendiri..

4. Merpati dengan garis mata merah membara ( jawa timuran )
- banyak yg bilang kurang cerdas,sering lihat keperan betina turun ...survey saya membuktikan memang iya...kalau pelihara jenis ini siap2 aja uang banyak untuk nebus

5. Merpati sabet ( bulu sayap beda warna di ujung..dan cuman satu kanan saja atau kiri saya)
- banyak yg bilang ini burung untuk tinggian tidak bakal jadi...menurut saya tidak begitu karena saya punya sabet yg istimewa...tetapi bisanya kalau sabet,merpati nya mau jadi ya jadi sekalian kalau tidak ya jadi sampah.

6. Merpati selap ganjil ( bulu sayap di tengah2 berwarna lain,di kiri saja atau di kanan saja)
- banyak yg bilang ini burung susah di latih dan suka clap clup ..hinggap seenak nya....menurut saya tidak semuanya begitu

7. Merpati mata cilau air,cilau mawar (merpati bermata putih)
-banyak yg bilang tidak kuat kalau di lepas siang2 di terik matahari,menurut saya memang begitu ,dia hebat nya kalau suasana agak gelap malah matanya awas sekali

nah itu lah pedoman saya dalam memilih merpati khusus nya tinggi an...
apabila adea kekurangan mohon di tambah dari yg lebih pakar...atau salah dalam me ngekir sebuah merpati mohon maaf.....

Sumber:
http://www.duniahobi.com

Jumat, 12 Maret 2010

Hobi Merpati, Hobi Gila

Liputan6.com, Surabaya: Indonesia dicap sebagai negara yang memiliki jumlah korban meninggal akibat flu burung tertinggi di dunia. Namun kenyataan ini tak membuat pencinta balap merpati meninggalkan hobinya. Bahkan kini, harga satu ekor merpati balap bisa mencapai Rp 500 juta. "Hobi merpati adalah hobi gila," kata Kilmi, penggemar merpati aduan asal Surabaya, Jawa Timur, baru-baru ini.
Surabaya memang dikenal sebagai salah satu peternakan merpati balap di Jawa Timur selain Klaten, Solo, Madiun, Tuban, dan Gresik. Tak aneh bila jumlah pencinta dan klub merpati balap di daerah ini pun menjamur. Menurut salah seorang penggemar burung aduan, menjamurnya klub ini agar peraturan dalam pertandingan menjadi jelas. "Balap merpati bener-bener fair karena burung kelihatan satu lawan satu," tambah Kilmi.
Adu merpati biasanya dibedakan menjadi dua: balap (dasaran) dan tinggian atau yang biasa disebut dhuwuran oleh pencinta burung asal Surabaya. Dalam sejumlah turnamen, pertandingan biasanya diselenggarakan selama tiga hari berturut-turut. Sebagian besar dilaksanakan pada Jumat hingga Ahad.
Pertandingan hari pertama biasanya diisi dengan kelas sprint 500 meter yang dibagi beberapa seri. Seri tertinggi adalah kumpulan merpati super yang dinamakan seri perang bintang. Ketika burung memenangkan seri ini, biasanya banyak penggemar yang mulai melirik, tapi tanpa menawar.
Pada hari kedua, diselenggarakan seri galatama 1.000 meter. Lagi, yang menjadi partai menarik di seri ini adalah perang bintang. Jika merpati yang telah memenangkan seri sebelumnya dan menjuarai seri ini, dipastikan harganya naik lagi. Terakhir, jika kembali juara pada hari ketiga, dipastikan harga sang burung telah melebihi harga mobil. "Harga di atas seratus (juta rupiah) pasti di tangan," ungkap Kilmi.
Menangkarkan dan memelihara merpati adu memang susah-susah gampang. Selain faktor hobi, pencinta merpati juga harus mengenal seluk beluk unggas yang mampu terbang sejauh 800 kilometer dengan kecepatan maksimal 72 Km/jam ini.
Yang terutama adalah faktor keturunan. Merpati aduan yang bagus biasanya berasal dari induk yang bagus pula. Salah satu cirinya adalah yang telah memenangkan pertandingan. Selain itu, faktor mental burung juga sangat menentukan dalam pertandingan selain kondisi fisik dan bulunya.
Selain itu, perawatan merpati juga harus telaten. Pakan utama merpati adalah jagung, sesekali bisa juga diberi kacang hijau atau beras merah. Sebagai tambahan, merpati adu biasanya diberi suplemen dan jamu seminggu sekali. Terakhir, kebersihan kandang harus dijaga karena kotoran merpati bisa menjadi bibit penyakit dan disemprot disinfektan secara rutin untuk membunuh virus flu burung.
(YAN/Tim Liputan 6 SCTV)
Sumber:
http://merpatibalapblangkon.blogspot.com

Rabu, 10 Maret 2010

Memilih Merpati Balap Berkualitas

Cara memilih bakalan merpati balap
Calon indukan merpati balap idealnya tidak terlalu besar. Agar lebih yakin, si calon perlu menjalani tes kelayakan. Ia perlu diraba dari kepala, mata, dada, sayap hingga ekor.

Bentuk kepala yang bagus membulat mirip kepala pesawat terbang. Saat diraba ke arah paruh terasa agak menonjol. Fungsinya mengurangi hambatan terbang karena pengaruh terpaan angin. Angin akan dibuang ke samping kepala sehingga merpati bertambah laju.

Pilih calon merpati balap berdada besar membentuk bidang segitiga. Tujuannya agar kemampuan menyimpan oksigen selama terbang tinggi. Pasalnya oksigen itu mengurangi asam laktat penyebab kelelahan otot.

Tulang pembentuk dada pun harus bulat melengkung ke arah kloaka (anus). Ketika diraba, otot di sekeliling tulang terasa halus agak lembek. Tetapi mendekati kloaka, otot sumpit (kandung kemih) keras dan lurus.

Organ gerak paling penting adalah sayap. Setiap calon merpati balap harus memiliki otot pangkal sayap kuat agar kepakan semakin cepat. Idealnya, otot pangkal sayap ketika diraba kenyal, elastis dan padat sehingga burung tak cepat lelah ketika terbang.

Bulu merupakan bagian terpenting dari sayap. Setiap burung umumnya ditutupi buku. Ia terbagi menjadi 3 bagian, yakni bulu penutup sayap, sekunder, dan primer. Tetapi pada merpati balap, justru bulu primer penentu laik tidaknya sang burung untuk berpacu.

Bulu primer berfungsi sebagai penyeimbang dan alat rem sewaktu mendarat. Ia berjumlah 10 helai. Saat dibentangkan, posisi ke-10 bulu itu harus rapat, beraturan dan serasi. Semakin ke ujung sayap, ukurannya membesar. Tulang bulu harus tebal, bulat, lentur, agak melengkung dan tidak kaku. Secara alami sehelai bulu akan rontok setiap bulan.

Dalam lomba, jarak pandang sang jantan pada betina kelepekan menentukan hasil akhir. Semakin kepakan betina terlihat, makin cepat sang jantan melakukan sprint. Oleh karena itu lingkaran pupil di mata harus bisa membesar dan mengecil untuk mengukur jarak.

Warna mata juga member indikasi kecepatan terbang. Merpati balap memiliki warna mata lebih merah. “Ia terlihat garang dan sadis. Semua merpati balap juara mempunyai warna mata itu seperti Sri Rama atau Millenium,” papar Udin, perawat di Sampoerna Bird Farm.




SUMBER : AGRO BURUNG COM

Selasa, 09 Maret 2010

Beternak Merpati Balap, Omsetnya Mantap !

Pada hektaran tanah lapang sepanjang 1.5 km, ratusan orang pecinta merpati balap berkumpul dan bercengkerama dalam permainan adu ketangkasan burung merpati balap. Mereka berkerumun membentuk lingkaran dengan tatapan mata terfokus ke dua ekor merpati yang berlomba. Merpati balap tersebut dilepas di garis start, bersamaan setelah terdengar pluit tanda siap. Seketika kedua merpati mulai memacu kecepatannya sekencang-kencangnya menuju ke garis finish berjarak 1,5 km, di mana pasangan merpati itu setia menunggu di depan.
Di tangan joki, merpati betina sedang di-geber (dikepak-kepakkan sayapnya, red) sambil tak henti-hentinya berteriak memberi tanda dan semangat merpati jantan agar secepatnya sampai ke tangan joki. Akhirnya, salah satu merpati jantan tersebut meluncur deras ke tangan joki dan dinyatakan sebagai pemenang.
Ilustrasi di atas menggambarkan betapa meriahnya acara perlombaan merpati balap. Sekadar informasi tambahan, meski di luar negeri banyak merpati, tetapi khusus untuk merpati balap hanya ada di Indonesia. Merpati balap merupakan khas budaya Indonesia, di mana karakter merpati balapan memiliki sifat keket ke betina, terbentuk karena kultur budaya masyarakat Indonesia sehingga karakter merpati di Indonesia dan di luar negeri berbeda. Di Indonesia sendiri, merpati dibagi lagi menjadi merpati balap dasar, merpati balap tinggian, merpati kolong dan sebagainya. Untuk itu, rasanya merpati balap pun harus dilestarikan dan dibudidayakan seperti yang dilakukan Davinci Birdfarm yang dikomandoi oleh Fajar Wijayako di daerah Bojong Gede,Bogor ini.
“Saya hobby merpati sejak masih kecil, sekitar 36 tahun lalu. Saat itu, di Malang hobby merpati balap mulai mewabah bersamaan dengan hobby ayam bangkok, bahkan ini sudah menjadi candu bagi kalangan bos-bos kaya di daerah yang notabene memelihara burung, khususnya merpati balap. Tahun 2003, saya mulai serius membudidayakan merpati balap dengan membeli merpati balap legendaris bernama Sangsang seharga Rp. 20 juta, ditambah lima ekor merpati betina, merpati jantan Codet dan Tumaritis, sehingga total modal sekitar Rp 60 juta.” kata pemilik dua tempat peternakan merpati yakni di Bojong Gede dan Lanud Atang Sanjaya, selebihnya join bersama Ketua Pengda DKI Joko Kusdarmono.
Sejatinya, pecinta merpati balap tidak sebatas kalangan atas atau bos kaya saja, tetapi hampir lapisan masyarakat telah lama menyukai permainan adu kecepatan merpati ini. Menurut data Persatuan Penggemar Merpati Balap Sprint Indonesia (PPMBSI)- organisasi pusat pecinta merpati balap sprint, jumlah anggota atau pencinta merpati balap di Indonesia mencapai 250.000 orang.
Jika diperhatikan, penyebaran hobby merpati balap dapat dilihat hampir di seluruh Pulau Jawa dan Madura, selebihnya di daerah-daerah tertentu seperti Bali, Lampung, Palembang, Medan, Makasar, Manado, Samarinda, Banjarmasin, dan Pontianak. Dengan demikian perputaran arus jual beli merpati balap sangat tinggi. Sungguh sebuah peluang bisnis yang luar biasa, baik dari segi materi bibit atau piyikan merpati sampai pakan dan obat-obatan serta tenaga kerjanya.
Diceritakan Fajar, jika ingin budidaya merpati balap, terlebih dahulu harus mengetahui silsilah atau biasa disebut trah dari keturunan sebelumnya, seperti nenek atau buyut dari merpati tersebut. Dengan silsilah, dapat diketahui karakter terbang dan tempurnya, di mana unsur genetik mempengaruhi karakter keturunan yang akan diperlombakan untuk meraih juara baik tingkat lokal sampai tingkat nasional. Silsilah menjadi penting mengingat persaingan kompetisi tingkat nasional sangat ketat karena perlombaan melibatkan merpati terbaik sekaligus ajang adu gengsi sang pemilik.
“Dari jumlah merpati yang saya miliki, kemudian dibiakkan dengan melakukan perkawinan bergilir, telur yang dihasilkan dieramkan dan ditetaskan oleh merpati lolohan (merpati babu, red) masing-masing dua telur. Setiap pasang indukan menghasilkan dua telur setiap 2 minggu sekali, dan dierami selama 18 hari. Kemudian menetas, di-loloh sampai terbang sendiri sekitar 1 bulan, sehingga dalam setiap bulannya diperoleh 6 pasang piyikan yang harga jualnya rata-rata Rp 3 juta perpasang.” imbuhnya yang mengungkapkan harga jual merpati balap tingkat nasional bisa mencapai ratusan juta hingga milyaran rupiah.
Berdiri dengan bendera Davinci Bird Farm yang dibantu 5 orang karyawan, Fajar selalu meng-upgrade materi bibitan melalui pengamatan, seleksi yang mendalam dan hanya mengambil materi bibit kualitas super yang pernah berprestasi baik di tingkat nasional maupun lokal besar, sedangkan materi betina adalah anak para juara atau saudara dari para juara.
“Saya hanya memilih indukan kualitas super saja, piyikan yang sudah dewasa akan dipilih lagi, mana saja yang memiliki kualitas standar terbaik, yang nantinya akan dilatih menjadi merpati balap unggulan. Meskipun sepasang merpati indukan memiliki trah bagus dan memiliki kualitas baik, belum tentu hasil anakannya bagus pula, jadi belum tentu sesuai dengan harapan si peternak, namun saya sudah membuktikan lewat Road Star yang menjadi Juara 1 Utama Nasional di Batang tahun 2007, bahkan Road Star sempat ditawar oleh pe-hobby dari Bali dan Bekasi seharga Rp 100 juta, namun saya belum mau lepas, masih mau dipakai jagoan dulu” ungkapnya yang juga berprofesi sebagai konsultan HRD ini.
Ia menambahkan, beternak merpati balap itu mudah dan pasti menguntungkan. Sifat merpati yang mudah berjodoh, memudahkan siklus reproduksinya bisa diatur sesuai kebutuhan. Kini. Fajar pun mulai menuai hasil, puluhan ekor piyikan merpati balapnya laris manis di beli oleh pe-hobby lain yang datang dari Lampung, Palembang, Surabaya, Bandung, Bekasi, Jakarta, Batam, Malang maupun sekitar Bogor.
Bayangkan, jika dengan rata-rata sebulan bisa menjual piyikan sebanyak 20 ekor dengan range harga Rp3 juta sepasang, berapa keuntungan yang bisa diraup?. Padahal untuk biaya perawatan merpati balap hanya dibutuhkan pakan jagung, kacang hijau dan ‘voer’, dan total biaya biasanya menghabiskan Rp1-2 juta per bulannya ditambah gaji karyawan, tergantung ‘majikan’. “Ternak merpati balap memiliki prospek bagus, meskipun hanya menjual piyikan. Selain menjanjikan keuntungan, bisa juga menciptakan lapangan pekerjaan,” ucapnya optimis.
Sumber : Majalah Pengusaha
Sumber:
http://www.matabumi.com

Sabtu, 06 Maret 2010

Koleksi Balap Merpati Baru

The Thor
Rp. 300.000,-
Hub 081249495990

Koleksi baru merpati balap

Skimer
Rp. 300.000,-
Hub 081249495990

Jumat, 05 Maret 2010

Berbagai Macam Jenis Merpati

Dalam kehidupan kita mungkin telah kenal atau tahu dengan burung merpati tetapi kita pasti belum tahu atau kenal lebih jauh jenis, kelebihan, dan mungkin asal nama aslinya, berikut ini beberapa macam jenis merpati :
  1. Homer: Berasal dari burung liar yang dikenal dengan nama Columbian livia. Setelah dijinakkan burung tersebut dikenal sebagai Racing Homer – dapat kita sebut sebagai “merpati pos” aduan. Dari jenis Racing Homer ini kemudian muncul beberapa jenis merpati, antara lain:
Homer pameran (Exhibition Homer) yang dikembangkan sejak 1990 sebagai burung pameran.
German Beauty Homer yang dikembangkan di Jerman sejak 1907 sebagai burung pameran. Burung ini mirip dengan Racing Homer tetapi lebih ramping.
Giant Homer yang dikembangkan di Amerika Serikat untuk mendapatkan burung yang berbadan besar dan memiliki kemampuan memproduksi anak yang banyak. Burung ini ditujukan untuk keperluan konsumsi.
Racing Homer dikembangkan dewasa ini di Belgia dan Inggris. Sejak lama barung ini digunakan sebagai pengirim berita dan kini dikembangkan dengan penyilangan terhadap burung-burung yang kecepatannya tinggi karena sasaran utamanya adalah kecepatan. Dengan demikian, warna, bentuk dan besarnya menjadi nomer dua.
2.Tumbler
Oleh orang Belanda burung ini dikenal sebagai Tuimelaar. Burung ini punya keistimewaan terbang dari ketinggian tertentu akan turun ke ketinggian tertentu dengan melakukan serangkaian salto atau jungkir balik di udara. Semula burung ini merupakan burung olahraga tetapi kemudian menjadi burung untuk pameran.
Merpati-merpati jenis tumbler:- English shortfaced tumble: merupakan burung yang kecil, padat, dengan leher jenjang mungil tetapi dengan dada yang kokoh. Dalam keadaan berdiri biasa, ujung sayapnya akan menggantung lebih rendah dari kedudukan ekor – ini merupakan ciri yang menonjol. Selain itu bagian muka dari kepalanya menonjol agak jauh ke depan daripada paruhnya yang pendek. Dengan dipelihara untuk keperluan pameran, maka kemampuannya untuk terbang tinggi dan jungkir balik pun hilang. Burung diternakkan dengan berbagai variasi warna.
- Birmingham Roller: dikembangkan di Birmingham (Inggris) sebagai burung yang memiliki keistimewaan terbang. Kemampuannya untuk jungkir balik dan berputar-putar di udara menjadi sasaran utama pemeliharanya. Burung ini mampu untuk jungkir balik (trumble), termasuk salto ke belakang dan berputar-putar (spin) dengan kecepatan tinggi sekali. Dan itu dilakukan mulai ketinggian yang cukup tinggi (burung mampu terbang tinggi) dan berakhir setealh berada pada ketinggian yang rendah. Kemampuan ini telahg menjadi acara pertandingan yang menarik bagi para penggemarnya. Tetapi Birmingham Roller juga menjadi burung yang dipamerkan bahkan cara-cara penilaiannya pun telah dibakukan.
- Flying Tipller: merupakan burung yang diekambangkan dari Flying Tumbler. Burung ini dipelihara karena kemampuannya terbang yang lama. Jenis yang baik akan mampu terbang terus-menerus selama 20 jam.
- Parlour Tumbler: juga disebut Ground Tumbler atau House Tumbler. Burung ini diternakkan karena kemampuannya lombat ke udara, melakukan salto sekali atau dua kali ke belakang, dan kedua kakinya hinggap kembali ke tempat semula.
3. Cumulet: Burung ini merupakan jenis tumbler dari Perancis yang mampu terbang tinggi dan juga merupakan salah satu nenek moyang dari jenis Racing Homer. Burung ini berbadan sedang tetapi serasi, dengan dada bidang, sayapanya panjang dan kokoh, kaki agak pendek. Umumnya warna bulu putih, dan ada yang memiliki bintik-bintik merah di kepala atau leher.
4. Flight: Burung ini dikembangkan di Amerika dan merupakan ras tersendiri. Dari kelompok ini ditemukan burung yang dikenal dengan nama Domestic Flight. Burung ini mampu terbang tinggi, dengan ukuran badan sedang, paruh tampak memannjang dan kepala ramping berjambul, tetapi ada pula yang tidak. Matanya putih dengan lingkaran tengah dari mata (selaput mata) bagus. Dan inilah letak rahasia kemampuannya melihat jauh saat merpati terbang tinggi.
Selain itu ada juga burung yang diberi nama Show Flight. Burung ini mempunyai badan yang lebih gemuk dan kepala lebih besar daripada jenis Domestic Flight. Burung ini diternakkan karena kemampuannya terbang tinggi dan memiliki keindahan yang dapat dijadikan sarana untuk dipamerkan. Kedua macam burung ini diternakkan dengan warna hitam, kuning, merah dan abu-abu cokelat.





Sumber:
Ari Soeseno, Memelihara dan Beternak Burungi Merpati, dan berbagai sumber lain).

Senin, 01 Maret 2010

Menengok Aktivitas Balap Merpati di Tenggarong



Begitu dilepas, dua ekor merpati balap melesat dengan cepat menuju tuannya yang telah menanti di kejauhan


Dua pemuda dengan menggenggam merpati betina bersiap menyambut kedatangan merpati balapnya
Photo: Agri


Dua ekor merpati jantan dengan cepat mengepakkan sayapnya begitu terlepas dari genggaman seorang pemuda. Keduanya melesat dengan kencang di atas tepian sungai Mahakam, Jalan Jenderal Sudirman, Tenggarong. Kadang mereka terbang tinggi dan terkadang pula hanya terbang rendah secara beriringan untuk menuju satu sasaran dengan secepat-cepatnya.

Hanya dalam beberapa detik kemudian keduanya telah tiba di sasaran yang tak lain adalah pasangannya yang berada dalam genggaman sang tuan masing-masing. Senyum puas terpancar dari wajah sang tuan saat merpatinya terlebih dahulu hinggap di lengan. Tentu saja karena merpatinya telah menang dalam adu balap sore itu.

Yang hinggap terlebih dahulu, merpati tersebut dinyatakan sebagai pemenang
Photo: Agri

Balap merpati yang digelar hampir setiap sore oleh komunitas Merpati Kukar di tepian Mahakam tersebut ternyata cukup menyita perhatian warga Kota Raja Tenggarong yang melintas Jalan Jenderal Sudirman. Atraksi tersebut menjadi tontonan yang cukup menghibur bagi sebagian warga sambil menghabiskan sore.

Menurut Koordinator klub Merpati Kukar, Ardiansyah, pihaknya mulai menggelar balap merpati di tepian Mahakam sejak beberapa pekan lalu. "Sebelumnya kami biasa melakukan balap merpati di daerah Tambak Rel (sebuah nama jalan di Kelurahan Kampung Baru-red), kini kami lakukan di tepian Mahakam sebagai ekshibisi bagi warga kota Tenggarong," ujar pemuda yang akrab disapa Iyan ini.

Ditambahkannya, selain sebagai ekshibisi, kegiatan adu balap merpati ini mereka gelar sebagai persiapan sebelum mengikuti Lomba Balap Merpati se-Kaltim yang akan digelar di kota Samarinda pada tanggal 19 hingga 21 Agustus mendatang. "Dari klub Merpati Kukar, ada 20 anggota yang akan ikut lomba tersebut," ujarnya.

Merpati betina (bawah) merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan untuk menjamin sang merpati balap (atas) selalu kembali ke tangan tuannya
Photo: Agri

Iyan mengaku baru menggeluti hobi memelihara burung merpati balap sejak 4 bulan lalu, hal ini berawal dari kejenuhannya memelihara burung berkicau. "Karena memelihara merpati balap ini lebih menantang dan mengasyikkan," kata warga Jl Maduningrat ini memberi alasan.

Kini Iyan telah memiliki 4 pasang merpati balap yang dia beli dari seorang penjual burung di Tenggarong. "Merpati balap ini didatangkan dari pulau Jawa, karena di Kalimantan tidak ada merpati jenis ini. Harganya pun bervariasi yakni mulai ratusan ribu hingga jutaan rupiah, terutama jika merpati tersebut kerap menjuarai berbagai lomba maka nilai jualnya sangat tinggi," tuturnya.

Untuk menjaga stamina burung merpati andalannya, Iyan mengaku selalu rutin memberikan makanan tambahan berupa jahe yang telah dicampur telur ayam kampung disamping makanan pokok berupa jagung. "Tidak hanya manusia, burung pun perlu jamu," pungkasnya.
(win)


Atraksi balap merpati yang mampu memberikan hiburan tersendiri bagi pecinta burung Merpati serta warga kota Tenggarong

Sumber:
http://www.kutaikartanegara.com
 
Merpati Balap Jember Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template