Sabtu, 03 Juli 2010

Perkembangan Merpati Balap di Indonesia

Sekitar abad 20 pacuan merpati sudah dikenal masyarakat Indonesia. Negara kita boleh dibilang kaya akan bentuk pacuan merpati. Selain pacuan merpati pos juga ada bentuk pacuan merpati lokal asli Indonesia, yaitu pacuan merpati kentong dan merpati balap. Kedua pacuan ini berkembang di Pulau Madura dan Jawa.

Di Indonesia awaInya merpati balap dikenal sebagai ketang¬kasan burung merpati, yang mana sepasang merpati lokal dibuat menjadi kasmaran. Selanjutnya merpati jantan dipisah agak jauh dari pasangannya. Begitu dilepas merpati jantan akan terbang !nenghampiri pasangannya sekuat tenaga.

Atraksi ketangkasan burung merpati ini biasanya dilakukan para petani seusai mengerjakan sawah atau sesudah masa panen, jkhirnya mereka mengembangkan hobi yang dikenal dengan doro andukan sebagai ajang lomba ketangkasan merpati dan kini di¬sebut sebagai merpati balap. Sebagian daerah di Jawa masih ada yang menyebutnya dengan doro andukan.

Lomba ketangkasan merpati balap sangat melekat dengan tradisi masyarakat Madura. Sejak tahun lima puluhan masyarakat Madura sudah mengembangkannya menjadi ajang perlombaan meskipun sifatnya masih terbatas sebagai hobi antar teman atau sekadar mengisi kekosongan waktu. Bahkan, disinyalir kini merpati balap yang tangguh di berbagai daerah merupakan keturunan merpati balap dari Madura.

Kesukaan mengadakan lomba ketangkasan merpati balap terus berkembang dengan baik di daerah Madura, Pantai Utara Jawa Timur, serta daerah lain seperti Malang, Kediri, Jember, Probolinggo, Situbondo, Banyuwangi, dan akhirnya berkembang ke daerah Jawa Tengah serta Jawa Barat. Awalnya lomba diadakan kecil-kecilan antarteman. Namun, sejak akhir tahun delapan puluhan mulai dilombakan secara terbuka baik tingkat daerah maupun nasional.

Perkembangan merpati balap di daerah Tasikmalaya semula berbeda dengan daerah lain. Sekitar tahun delapan puluhan masih menggunakan tradisi tersendiri. Merpati betina diletakkan di tanah yang dikenal dengan istilah sarlung. Baru tahun 1996 pola permainan balap merpati mengikuti aturan umum yang banyak diberlakukan di berbagai daerah, yaitu merpati balap hinggap ditangan sang joki yang memegang merpati betina.
Dalam lomba ketangkasan merpati balap awalnya juga identik dengan perjudian. Akibatnya setiap pelaksanaan lomba selalu kucing-kucingan dengan petugas kepolisian. Sebenarnya pihak kepolisia;n tidak melarang adu ketangkasan merpati dalam bentuk apa pun. Namun, unsur judi yang ada di dalamnya secara tegas dilarang oleh pihak kepolisian.

Meski perkembangan merpati balap berawal dari daerah Jawa Timur khususnya Madura, tetapi kini pembalap-pembalap tangguh sudah merata ada di berbagai daerah, termasuk Jawa Tengah dan Jawa Barat. Rata-rata penggemar merpati balap selalu mengincar para juara untuk dimiliki. Bila tidak mendapatkan merpati yang berprestasi mereka berusaha keras untuk mendapatkan keturunannya.

Kebanyakan merpati balap yang baik diakui akan dapat mence¬tak generasi baru yang baik pula. Akibatnya para penggemar banyak yang memburu anakan merpati yang telah diakui prestasinya meski dengan harga yang cukup tinggi. Bahkan, untuk mendapatkan telur dari para juara penggemar rela membeli dengan harga hingga dua setengah juta rupiah.
 
Merpati Balap Jember Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template